Koleksi

Koleksi

Sabtu, 15 Desember 2012

pengaruh polah asuh orang tua terhadap pembentukan karakter siswa


PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA


MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Akhir Semester Matakuliah Penulisan Karya Ilmiah

Oleh
La Ode Munir
Nim : 111411051

 

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
2012
KATA PENGANTAR


Puji sukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadiraat Allah SWT. Yang telah memberikan anugerah dan karunianya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Dengan segalah kerendahan hati penulis ucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan karya ilmiah ini. Dan karya ilmiah ini dibuat untuk memenuh tugas mata kuliah penulisan karya ilmiah. Adapun judul karya ilmiah ini adalah “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Siswa”.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekeliruan. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca sangat diharapkan guna perbaikan dalam penyusan karya ilmiah berikutnya.


                                                                                             Gorontalo,     Mei  2012

                                                                                                 Penulis


DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1.   latar belakang...................................................................................... 1
1.2.   tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3
2.1 Pengertian Karakter ............................................................................. 3
2.2 Proses pembentukan karakter siswa..................................................... 5
2.3 Pola asuh orang tua yang baik dalam pembentukan karakter siswa..... 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 12
3.1 kesimpulan............................................................................................ 12
3.2 saran...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 14




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Setiap seseorang, memiliki karakter atau kepribadian yang berbeda beda. Karakter tersebut melekat atau ada pada diri seseorang dimulai dari masa kecil, dewasa, hingga tua. Karakter tersebut pula merupakan sifat yang nampak pada pribadi seseorang dan kerena terbentuk dalam waktu yang lama serta sudah menjadi kebiasaan seseorang sehingga akan sulit untuk merubah atau menghilangkan karakter tersebut.
            Karakter ini pula terdiri dari karakter yang baik, dan kerakter yang buruk. Baik karakter baik maupun karakter buruk tersebut, terbentuk disebapkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor gen (hereditas), pola asuh dari orangtua atau keluarga, pengaruh lingkungan (enfiroment), serta faktor pergaulan pribadi tersebut.
            Berdasarkan hal diatas, maka penulis tertarik untuk mengembangkan kerya ilmiah dengan judul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua  Terhadap Pembentukan Karakter Siswa”.
                                                        


1.2 Rumusan Masalah
            Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan karakter ?
2.      Bagaimankah proses pembentukan karakter siswa?
3.      Bagaimana pola asuh orang tua yang baik dalam pembentukan karakter siswa?
1.3 Tujuan
            Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah antara lain:
1.      Mengetahui penertian daripada karakter dan pendidikan karakter
2.      Mengetahui fektor penyebab terbentuknya karakter siswa
3.      Mengetahui pola asuh orang tua yang baik dalam pembentukan karakter siswa





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karakter
            Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan perilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan kerjasama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat keputusan dan setiap pertaggungjawabkan setiap akibat dari keputusanya. Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat, dan estetika.
            Samani (2011:42) dapat menjelaskan bahwa “Karakter merupakan nilai dasar perilaku yang menjadi acuan tata tata nilai interaksi antar manusia. Secara universal berbagai karakter dirumuskan sebagai nilai hidup bersama berdasarkan atas pilar: kedamaian (peace), menghargai (respect), kerja sama (cooperation), kebebasan (freedom), kebahagiaan (happiness), kejujuran (honesty), kerendahan hati (humility), kasih sayang (love), tanggug jawab (responsibility), kesederhanaan (simplicity), kesederhanaan (simplicity), toleransi (tolerance), dan persatuan (unity)”.  
            Scerenko (dalam Samani, 2011:42) mengemukakan bahwa “Karakter merupakan atribut atau ciri-ciri yang membentuk dan membedakan ciri pribadi, ciri etis, dan kompleksitas mental dari seseorang suatu kelompok atau bangsa. Sementara itu, The Free Dictionary dalam situs onlinenya, yang dapat diunduh secara bebas mendefinisikan karakter sebagai suatu kombinasi kualitas atau ciri-ciri yang membedakan seseorang atau kelompok atau suatu benda dengan yang lain. Karakter, juga didefinisikan sebagai suatu deskripsi dari atribut, ciri-ciri, atau kemampuan seseorang”.
            Disamping itu, Amin (2011:3) Mengemukakan bahwa “Karakter/budi pekerti menunjukan etika yang baik dan sangat ogen bagi diri seseorang agar dirinya eksis pada waktu berhubungan dengan orang lain. Karakter/budi pekerti adalah nilai-nilai yang khas, yang baik berbuat baik dalam kehidupan yang berdampak positif atau baik bagi lingkungan tempat tinggalnya. Karakter/budi pekerrti yang memancar dari olah pikir, olah hati, olah raga, olah rasa, individu, kelompok, maupun masyarakat”.
Tafsir (2011:12) juga dapat mengemukakan bahwa “Karakter adalah watak, sifat, atau hal-hal yang memang sangat mendasar yang ada pada diri seseorang. Hal-hal yang sangat abstrak yang ada pada diri seseorang, sering orang menyebutnya dengan tabiat atau perangai. Dengan mengetahui adanya karakter, seorang dapat memperkirakan reaksi-reaksi dirinya, terhadap berbagai fenomena yang muncul dalam diri ataupun hubunganya dengan orang lain, dalam berbagai ke adaan, serta sebagaimana mengendalikanya”.
Mengacu pada berbagai pengertian tersebut, maka karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang terbentuk baik pengaruh lingkungan, yang yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dengan sikap dan perilakunya dalam kehidupanya sehari-hari.
2.2 Proses pembentukan karakter siswa
            Munir (2010:5) mengemukakan bahwa “Jika karakter merupakan seratus persen turunan dari orang tua, tentu saja karakter tidak bisa di bentuk. Ia merupakaan bawaan lahir seseorang. Namun, jika gen hanyalah salah satu faktor pembentukan karakter, kita akan meyakini bahwa karakter bisa dibentuk semenjak anak lahir”.
            Dalam berbagai literatur, kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang yang didahului oleh kesadaran dan pemahaman akan menjadi karakter seseorang. Gen hanya merupakan salah satu faktor penentu saja. Namun, jangan pulah meremehkan faktor genetis ini. Meskipun satu-satunya penentu, ia adalah penentu pertama yang melekat pada diri anak. Jika tidak ada proses berikutnya, yang memiliki pengaruh kuat boleh jadi faktor genetik inilah yang menjadi karakter anak.
            Akan tetapi, kecenderungan saat ini, pendidikan yang semula menjadi tanngung jawab keluarga sebagian besar diambil alih oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainya. Begitu pula masyarakat juga mengambil peran yang besar dalam pembentukan karakter.
            Narwanti (2011:6) mengemukakan bahwa “Sekolah adalah lembaga pendidikan yang paling depan dalam mengembangkan pendidikan karakter . melalui sekolah, proses-proses pembentukan dan pengembangan karakter siswa mudah dilihat dan ukur. Peran sekolah adalah memperkuat proses otonomi siswa. Karakter dibangun secara konseptual dan pembiasaan dengan menggunakan pilar moral, dan hendaknya memenuhi kaidah-kaidah tertentu”.
            Sedangkan dalam pembentukan karakter muslim menyebutkan beberapa kaidahpembentukan karakter sebagai berikut:
1.      kaidah kebertahapan
Proses pembentukan dan pengembangan karakter harus dilakukan secara bertahap. Orang tidak bisa dituntut untuk berubah sesuai yang diinginkan secara tiba-tiba dan instant. Namun ada tahap-tahap yang harus dilalui dengan sabar dan tidak terburu-buru. Orientasi kegiatan ini adalah pada proses, bukan pada akhir. Proses pendidikan adalah lama namun hasilnya paten.
2.      Kaidah kesinambungan
            Seberapapun kecilnya porsi latihan yang terpenting adalah kesinambunganya. Proses yang berkesinambungan inilah yang nantinya membentuk rasa dan warnah berpikir seseorang yang lama-lama akan menjadi kebiasaan dan seterusnya menjadi karakter pribadinya yang khas.
3.      Kaidah momentum
Penggunaan berbagai momentum peristiwa untuk fungsi pendidikan dan latihan. Misalnya bulan ramadhan untuk mengembangkan sifat sabar kemauan yang kuat , dermawan dan sebagainya.
4.      Kaidah motivasi instrinsik
Karakter yang kuat akan terbentuk sempurnah jika dorongan yang menyertainya benar-benar lahir dari dalam diri sendiri. Jadi, proses merasakan sendiri, melakukan sendiri, adalah pentig. Hal ini sesuai dengan kaidah umum bahwa mencoba sesuatu akan berbeda hasilnya antara yang dilakukan sendiri dengan yang hanya dilihat atau diperdengarkan saja. Pendidikan harus menamakan motivasi/keinginan yang kuat dan lurus serta melibatkan aksi fisik yang nyata.
5.      Kaidah pembimbingan
Pembentukan karakter ini tidak bisa dilakukan tanpa seorang guru/pembimbing. Kedudukan seorang guru/pembimbing ini adalah untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan seorang. Guru/pembimbing juga berfungsi sebagai unsur perekat, tempat curhat dan sarana tukar pikiran bagi muridnya.
2.3 Pola Asuh Orang Tua Yang Baik Dalam Pembentukan Karakter Siswa
            Amin (2011:44) mengemukakan bahwa “Keluarga adalah lingkungan yang paling utama untuk menentukan masadepan anak. Demikian pula karakter/budi pekerti anak yang baik dimulai dari dalam keluarga. Dalam hal ini ibu merupakan peran utama, karena ibu yang melahirkan, sangat dekat dengan anak, paling sayang dengan anak.”
             Sebelum anak masuk sekolah, (pendidikan formal) pendidikan yang pertama kali yang diberikan kepada anak adalah pendidikan dalam keluarga. Walaupun sebelum itu anak dimasukan kedalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), namun peran pendidikan dalam keluarga sangat menentukan karekter/budi pekerti anak.  
Muhamad Suwaid (dalam Amin, 2011:46) beberapa kebiasaan yang perlu diberikan kepada anak antara lain:
a.       Orang tua mengajak anak mengikuti pertemuan dengan orang dewasa, di mesjid, pertemuan-pertemuan yang direncanakan tempatnya.
b.      Menyuruh melaksanakan tugas rumah, melatih mandiri, menghargai waktu dan keuangan.
c.       Membiasakan mengucapkan salam. (setiap salam adalah sunat terutama umat Muslim)
d.      Menjenguk anak yang sakit.
e.       Memilih teman yang baik, yang penting teman yang berkelakuan baik.
f.       Melatih berdagang, jika anak ingin mandiri nantiny.
g.      Menghadiri acara yang disyaratkan . melatih anak agar semakin bermasyarakat.
Orang tua yang menjalani kehidupan dengan anak-anak di rumah dalam waktu 24 jam sehari semalam. Waktu 24 jam itulebih dari cukup untuk mendidik anak-anak, membiasakan karakter yang baik kepada anak-anak membentuk budi pekerti/akhlak mulia kepada anak-anak. Pendidikan semacam ini merupakan tanggung jawab orang tua sepenuhnya. Disekolah anak-anak hanya mendapatkan pelajaran agama hanya 2 jam pelajaran (2 x 45 menit = 90 menit) saja. Lebih banyak menekankan pada pelajaran agama ketimbang pendidikan agama. Kebiasaan kebiasaan yang sejatinya diberikan kepada orang tua, kepada anak-anaknya dalam rangka pendidikan karakter/budi pekerti adalah:
a.       Kebiasaan mengenal tuhan dalam sebutan sederhana dalam keseharian seperti Allah, Allahu Akbar.
b.      Kebiasaan sholat (sembahyang) berjamaah dengan orang tua , selesai sholat bersalaman mencium tangan orang tua.
c.       Kebiasaan sopan santun kepada orang tua, guru, anggota keluarga yang lebih tua, kepada saudara dalam rumah, dan kepada tetangga.
d.      Kebiasaan meminta ijin bila hendak keluar rumah, pergi kerumah teman untuk belajar,  pergi kesekolah, pergi mengaji ke surau, ke mesjid, kerumah guru mengaji.
e.       Kebiasaan mencium tangan orang tua bila hendak kepergian.
f.       Kebiasaan menyayangi orang tua dan orang tua menyayangi anak, itulah sifat Allah.
g.      Kebiasaan berjalan menunduk di hadapan orang tua, di hadapan guru, di hadapan orang yang lebih tua,di hadapan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama dll.
h.      Kebiasaan menyapa orang yang lebih tua dengan sapaan yang menunjukan rasa hormat.
i.        Kebiasaan mendidik anak supaya jujur. Disuruh belanja supaya jujur, bila ada uang kembali harus dikembalikan.
j.        Kebiasaan mendidik anak supaya amanah. Di suruh menyampaikan pesan atau barang kepada tetangga supaya sampai ketujuanya.
k.      Kebiasaan membantu pekerjaan orang tua dirumah terutama anak perempuan.
l.        Kebiasaan kepada anak supaya tidak iri hati kepada saudara sendiri.
            Tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak karena dalam linkungan keluargalah karakter/budi pekerti anak tumbuh lebih lebih awal. Beberapa alasan dibawah ini cukup rasional bahwa pendidikan karakter/budi pekerti adalah tanggung jawab orang tua.
            Schulman dan Mekler (dalam Samani, 2011:141-143) bahwa ada tiga fondasi pengembangan karakter, yaitu:
a.       Penghayatan atau internalisasi terhadap standar dari orang tua tentang yang benar dan yang salah.
b.      Pengembangan sikap dan reaksi empati.
c.       Pengembangan dan pemerolehan standar moral sendiri.
Terkait dengan fondasi pertama, apakah internalisasi standar dari orang tua tentang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk dapat dihayati oleh anak, sepenuhnya bergantung pada sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan, sebagai uswatun hasanah. Orang tua, termasuk guru, harus benar-benar dapat menjadi contoh bagi anak, karena ia konsisten, istiqamah, dan menjalankan apa-apa yang baikdan tidak menjalani apa-apa yang buruk. Hal yang paling penting disini adalah orang tua yang hangat dan akrab (loving parents) jauh lebih efektif sebagai teladan daripada orang tua yang ingin dan kurang perhatian pada anak.
Fondasi kedua adalah pengembangan rasa empati terhadap anak. Anak pada fitrahnya sudah memiliki rasa empati sejak dia lahir. Pembiasaan dan penciptaan lingkungan oleh orang tua-lah yang kemudian akan menimbulkan rasa empati itu.
Fondasi ketiga adalah pengembangan dan pemerolehan standar moral bagi anak itu sendiri. Paling akhir selayaknya kepekaan seseorang tentang apa-apa yang baik dan apa-apa yang salah harus bersemayam dalam diri anak dan menjadi milik anak itu sendiri. Ia harus memiliki standar tentang bagaimana seharusnya seseorang memperlakukan orang lain dan menjadi orang seperti apa mereka nantinya. Dalam kaitan ini maka tugas orang tua termasuk guru adalah memupuk rasa percaya diri anak agar selalu memegang teguh serta mengembangkan  standar tentang yang baik dan yang buruk tersebut, sehingga dihayatinya sebagai perilakunya sehari-hari. Kemudian diwujudkan dalam tindakan  saat perinteraksi dengan sesama manusia, berkomunikasi dengan tuhanya, dan interaksi dengan alam lingkungan disekitarnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari berbagai uraian permasalahan mengenai pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan karakter siswa, maka penulis menyimpulkan bahwa karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang terbentuk baik pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dengan sikap dan perilakunya dalam kehidupanya sehari-hari
            kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang yang didahului oleh kesadaran dan pemahaman akan menjadi karakter seseorang. Gen hanya merupakan salah satu faktor penentu saja. Namun, jangan pulah meremehkan faktor genetis ini. Meskipun satu-satunya penentu, ia adalah penentu pertama yang melekat pada diri anak.
            Akan tetapi, kecenderungan saat ini, pendidikan yang semula menjadi tanngung jawab keluarga sebagian besar diambil alih oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainya. Begitu pula masyarakat juga mengambil peran yang besar dalam pembentukan karakter.
            Keluarga adalah lingkungan yang paling utama untuk menentukan masadepan anak. Demikian pula karakter/budi pekerti anak yang baik dimulai dari dalam keluarga. Dalam hal ini ibu merupakan peran utama, karena ibu yang melahirkan, sangat dekat dengan anak, paling sayang dengan anak.
3.2 Saran
            Adapun saran dari penulisan karya tulis ilmiah ini agar pembaca dapat memberi ilmu pengetahuan sesuai dengan judul tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap penbemtukan karakter siswa. Penulis  menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan kepada pembaca  bisa memberi saran dan masukan kepada karya tulis ilmiah  ini untuk membangun dalam  penyusunan karya tulis ilmiah selanjutnya.

.

           

           



DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. Maswardi. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Tanjungpinang:                  Baduose  Media.       
Aqib, Zainal dan Sujak. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter.             Bandung: Yrama Widya
Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2011. Pendidikan karakter Perspektif Islam.                                                            Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak                 dari Rumah. Yogyakarta. Pedagogia.
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia.
Nurishan, J. Achmad. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.                            Bandung: Refika Aditama
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.                Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Soedarsono, Soemarno. 2002. Character Building Membentuk Watak. Jakarta:        PT Elex Media Komputindo.
Sudewo, Arie. 2011. Chracter Building. Jakarta: Republik,
Yusuf,  Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2011. Landasan Bimbingan                    dan Konseling. Bandung: PT  Remaja Rosdakarya