Selain menggunakan teknik
konseling verbal, konselor pun harus mampu menggunakan teknik konseling non
verbal. Dengan menguasai teknik non verbal konselor dapat menangkap
isyarat/pesan konseli yang belum terungkapkan secara verbal. Penggunaan teknik
ini harus memiliki kesesuaian antara apa yang di ungkapkan oleh konselor dengan
perilaku yang tampak di hadapan konseli berikut ini adalah teknik-teknik Non
verbal:
1.
Anggukan
kepala: untuk menyatakan sependapat, setuju, searah dengan jalaan yang di
ungkapkan konseli.
2.
Senyum :
untuk menyatakan sikap menerima biasanya pada saat menyambut kedatangan
konseli.
3.
Tatapan
mata: untuk menyatakan sikap sedang memperhatikan. Tentunya tatapan mata yang
dimaksud adalah menatap/memperhatikan ke arah seluruh wajah konseli.
4.
Intonasi
suara: untuk menyatakan kesesuaian pembicaraan dengan konsel.
5.
Ekspresi
muka: untuk mendukung reaksi-reaksi yang di ungkapkan konseli.
6.
Diam:
untuk menyatakan/mempersilahkan konseli untuk terus melanjutkan pembicaraan
atau empati terhadap ungkapan perasaan konseli. Diam bukan berarti membiarkan
konseli . diam adalah sikap menghargai.
7.
Gerakan
tangan: untuk memperkuat/mendukung apa yang diucapkan konselor secara verbal.
8.
Gerakan
bibir: gerakan bibir harus dilakukan secara wajar jika konselor tidak berbicara
karena gerakan bibir yang berlebihan bisa menimbulkan efek sikap negatif bagi
konseli.
9.
Pakayan:
pakayan konselor akan sangat mendukung dalam proses konseling. Jika konselor
menggunakan pakayan yang rapi, bersih, wangi, dan sesuai, konseli akan sangat
merasa nyaman berbicara dengan konselor.
10. Jarak tempat duduk: konselor harus tepat dalam mengatur jarak
duduk dengan konseli. Karena jika yerlalu jauh akan terkessan menolak, jika
terlalu dekat konseli pun tidak merasa nyaman. (Arintako. 2011:22).
Penggunaan teknik-teknik non verbal ini akan sangat membantu
dalam proses konseling. Ada beberapa alasan yang mendasari mengapa
teknik-teknik non verbal sangat penting untuk dilakukan yaitu:
1.
Faktor
non verbal sangat menentukan makna komunikasi interpersonal
2.
Perasaan
dan emosi lebih di cermati jika disampaikan lewat pesan non verbal daripada
pesan verbal.
3.
Pesan non
verbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan,
distorsi, dan kerancuan.
4.
Pesan non
verbal menyampaikan fungsi metakomunikaatif yang sangat diperlukan untuk
mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi.
5.
Pesan non
verbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien daripada pesan verbal
6.
Pasan
verbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Leather (dalam Arintako. 2011:24-25)
Referensi: Artiko. (2011) wawancara konseling di
seekolah. Yogyakarta: ANDI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar